Tabir surya adalah sediaan yang digunakan pada kulit untuk melindungi kulit dari efek yang berbahaya dari sinar ultra violet. Dengan cara memantulkan, menyerap atau menghamburkan sebagian atau semua sinar UV tersebut. (2).
Dari kandungan zatnya, tabir surya kerap dibedakan menjadi sun block dan sun screen. Sun block yang secara fisik memantulkan sinar UV umumnya mengandung seng oksida dan titanium dioksida, dan harus dioleskan lebih tebal.
Sementara sun screen atau sun filter secara kimiawi menyerap sinar UV, agar tak menyerang sel kulit hidup; biasanya mengandung avobenzone dan benzophenone yang bisa menangkis serangan UVA, dan cukup dioleskan tipis saja. (2)
Syarat-syarat bagi preparat kosmetik tabir surya : (2:83)
1. Enak dan mudah dipakai
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan
3. Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur
4. Bahan dasar harus mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit
Syarat-syarat bagi bahan aktif untuk preparat tabir surya : (2:83)
1. Efektif menyerap radiasi UVB tanpa perubahan kimiawi, karena jika tidak demikian akan mengurangi efisiensi, bahkan menjadi toksik atau menimbulkan iritasi
2. Meneruskan UVA untuk mendapatkan tanning (di kulit Kaukasia/Eropa)
3. Stabil, yaitu tahan keringat dan tidak menguap
4. Mempunyai daya larut yang cukup untuk mempermudah formulasinya
5. Tidak berbau atau boleh berbau ringan
6. Tidak toksik, tidak mengiritasi dan tidak menyebabkan sensitisasi
II.7 Sunblock
Energi UV dapat dihalangi untuk mencapai permukaan kulit dengan menggunakan penghalang reflektif antara kulit dan sumber energi. Banyak
Tabel 1. Persentase radiasi uv yang dipantulkan oleh pigmen mineral
| Pada 2967 Å | Pada 3650 Å |
Pressed ZnO Porcelain enamel TiO2 Pressed MgO Asap MgO Pressed CaCO3 Plastik gypsum putih | 2,5 5,4 6,0 86,0 98,0 83,0 65,0 | 4,0 63,0 31,0 87,0 94,0 86,0 76,0 |
pigmen umumnya bekerja sebagai pemantul dan penyerap sinar UV. Luckiesh melaporkan data pada table 1 untuk beberapa pigment mineral. Wilcox dan Stoller juga mengukur refleksi sinar UV dari beberapa pigmen putih yang kering; beberapa diantaranya diberikan pada table 2. (4;264)
Tabel 2. Faktor pemantulan UV untuk pigmen kering
ZnO Titanox B Titanox C Diatom SiO2 Clay China Alumina Al(OH)3 MgCO3 | 3 % 6 7 45 54 55 76 81 |
Tabir tipis perlu untuk mencapai tingkat pemantulan tinggi. Sebagai contoh, Koler melaporkan 98 % pemantulan oleh tabir MgO setelah 8 mm, dengan pemantulan lebih sedikit bila lapisan dipertipis. Tabir surya tersebar merata juga mengurangi sinar UV dengan jalan memencarkan sinar. ZnO, sebuah pemantul dan penyerap yang buruk telah digunakan sebagai tabir surya militer selama PD II. (4;265)
II.8 Sunscreen
Semua bahan anorganik dan organic menyerap sinar UV. Ketika energi foton mengenai molekul suatu bahan, energi ini dapat diserap jika molekul terdiri dari dua tingkatan energi yang berbeda. Perbedaan tingkat energi antara dua struktur molekul berhubungan dengan perubahan potensial electron dan juga energi dari foton yang terserap.
Energi dari radiasi EM merupakan fungsi dari panjang gelombang. Pada panjang gelombang 2900Å, foton berenergi 99,4 kkal/gram mol dan pada panjang gelombang 3200Å, foton berenergi 90,4 kkal/gram mol. Kreps telah mendiskusikan hubungan antara struktur sunscreen dengan sifat absorpsinya. Energi dalam rentang eritema kecil memberikan energi resonansi elektronik pada beberapa senyawa aromatic, heterosiklik dan senyawa organic alifatik terkonjugasi. Jenis struktur kimia ini dimana transisi electron memerlukan energi yang berhubungan erat dengan eneregi foton dalam rentang eritemal. (4;265)
Literatur terdahulu tentang sunscreen biasanya mencantumkan daftar panjang bahan kimia yang telah digunakan sebagai penyerap sinar UV sangat sedikit dari bahan-bahan tersebut yang tetap digunakan karena mereka tidak memenuhi satu atau lebih persyaratan sunscreen yang baik. Selain struktur electron yang diperlukan untuk mempertahankan panjang gelombang maksimum penyerapan dalam rentang eritema, sunscreen yang baik juga harus cukup memotong panjang gelombang sehingga bahan ini mentransmisikan panjang gelombang di atas rentang eritemal, bahan sunscreen juga harus tahan terhadap perubahan kimia dan fotokimia, sunscreen harus diserap minimum perkutan. Sunscreen harus mudah larut dalam pembawa kosmetik tapi harus tidak larut dalam air atau penguapan. Sunscreen harus bebas racun, bahan pengiritasi atau bahan perangsang mukosa dan harus cukup plastis ketika digunakan. (4;265)
II.9 Bahan Aktif (1;326)
Persyaratan utama yang harus ada pada bahan yang digunakan untuk perlindungan terhadap sinar matahari adalah kapasitasnya untuk mengabsorbsi sinar utama pada range 2800-3200 Å. Kapasitas absorbsi dari beberapa bahan pada range UV dihitung dengan sebuah spektrofotometer UV.
Dalam memilih bahan untuk penggunaan kosmetik, persyaratan berikut harus juga dipenuhi:
Bahan harus tidak memiliki aksi irritant dan juga harus bertindak sebagai sensitizer hanya pada beberapa kasus yang jarang terjadi. Ini penting karena perlindungan terhadap sunburn dilakukan pada sejumlah besar permukaan kulit, lebih jarang pada tempat yang terkena paparan sinar dengan jumlah kecil.
Bahan harus mempertahankan efek perlindungannya terhadap kulit untuk beberapa jam. Ini seharusnya tidak dipengaruhi oleh modifikasi kimia di bawah pengaruh sinar UV, air, atau keringat yang dapat mengurangi perlindungannya atau menyebabkan peningkatan irirtasi. Selama periode ini, bahan juga harus tetap berada pada permukaan kulit, tidak boleh menguap atau tidak terserap oleh kulit.
Yang terakhir, bahan harus tidak mempunyai bau yang tidak menyenangkan pada konsentrasi yang digunakan, tidak menyebabkan terjadinya perubahan warna pada kulit atau sifat estetika yang tidak menyenangkan lainnya.
Tabir surya fisika terbuat dari, atau mengandung bahan yang dapat memantulkan cahaya, seperti zinc oksida, besi oksida, calamine, titanium oksida. (3;413)
Tabir surya kimia mengandung bahan yang dapat menyerap sinar yang berbahaya dari matahari, menyebabkan sinar tanning untuk berpenetrasi ke kulit. (3;413)
Bahan yang biasa digunakan adalah Mentol salisilat dan benzoate, mentil antranilat-etilen glikol monosalisilat, etil umbelliferon, metil umbelliferon, fenil indol, fenil kumarin, gliserol p-aminobenzoat, isobutyl p-aminobenzoat, asam p-hidroksinaftol, glikol p-aminobenzoat, benzilasetofenon, p-fenil salisilat, etil p- aminobenzoat, dan hidroklorida oleat, dan bisulfat dari kina. (3;413)
Pembawa
Knox (82) menemukan perbedaan penting dalam aksi perlindungan berbagai sunscreen dalam media berbeda. Hasil tes ini ditunjukkan pada table berikut.
Tabel Efek dari pembawa dalam efisiensinya pada sunscreen
Sunscreen | MED Perlindungan dalam : | |||
Persentase yang digunakan | Vanishing Cream | 95% alkohol | Ratio vehicle | |
Asam tannik | 5 | 12 | 4 | 1/3,00 |
| 10 | 40 | 17 | 1/2,40 |
PABA | 5 | 25 | 15 | 1/1,66 |
| 10 | 90 | 45 | 1/2,00 |
Benzophenone | 5 | 20 | 15 | 1/1,33 |
| 10 | 90 | 70 | 1/1,28 |
Perubahan efisiensi sunscreen tidak hanya dipengaruhi oleh pembawa tetapi juga oleh konsentrasi bahan penyerap energi, meskipun tidak begitu konsinten.
Riegelman dan Penna (84) menunjukkan efek berbagai media terhadap sifat absorpsi bahan sunscreen. Mereka mennunjukkan bahwa perubahan sifat polar larutan, pH system, tetapan dielektrik, efek ikatan hydrogen, dan reaksi asosiasi molecular dapat mempengaruhi spectrum absorpsi sunscreen. Mereka menemukan indeks sunscreen dengan menggunakan isopropyl palmitat lebih baik daripada menggunakan alcohol atau air.
Lingkungan kulit termasuk lapisan residu yang ditinggalkan oleh sediaan tabir surya yang telah menguap menetukan dalam medium apa bahan pengabsorpsi UV bekerja. Sekresi sebasea dan garam dan kelembaban oleh keringat membentuk medium polar dan non polar. Efek medium terhadap efisiensi sunscreen diketahui, seperti yang ditunjukkan oleh Knox, tetapi nilai ini tidak dapat diperkirakan dengan pengukuran spektrofotometri sederhana.
Ippen dan Betzler (85) mengukur ketebalan lapisan yang dibentuk oleh beragam basis kosmetik yang dipakaikan ke tubuh. Hasilnya ada pada table berikut.
Basis kosmetik | Ketebalan Lapisan Residu (µ) | ||
Rata-rata | Terendah | Tertinggi | |
Absorpsi | 2,00 – 8,00 | 1,00 | 22,00 |
Minyal mineral | 2,00 – 8,00 | 1,00 | 15,00 |
Gliserin, krim, fat-free | 7,00 18,00 | 4,00 | 21,00 |
Larutan alkoholik | 0,25 – 1,25 | 0,25 | 1,25 |
Lapisan residu sebanding dengan magnitude dan tidak tergantung pada konsentrasi sunscreen. Tapi lapisan ini diukur setelah bahan sunscreen menguap, tidak mengandung sunscreen sejumlah awal., factor pembeda adalah rasio sunscreen terhadap total bahan yang tidak menguap dari produk. Contohnya jika sejumlah 2% sunscreen digunkan pada kulit, salah satunya berupa emulsi mengandung 63% air dan yang lainnya adalah larutan dalam minyak mineral. Setelah air telah menguap dari lotio lapisan residu akan setebal seperti yang ditunjukkan oleh Ippen dan Betzler, bagaimanapun lapisan dari lotio akan mengandung 2/37 bagian sunscreen dan lapisan dari minyak mineral hanya mengandung 2/100 bahan aktif. Berarti lebih banyak sunscreen dalam bentuk lotio daripada dalam bentuk larutan berminyak.
Eirmann menyatakan bahwa sebagian besar orang lebih menyenangi lotio alkoholik dibandingkan yang bermiyak atau kasar. 2 atau 3 kali penggunaan lotion beralkohol sering digunakan pada areal kulit yang sama karena orang-orang ingin merasakan produk pada kulit. Bagaimanapun 2 kali penggunaan tersebut memberikan proteksi 2 kali dibandingkan penggunaan sekali.
Konsentrasi tinggi sunscreen dalam basis alkoholik meningkatkan efek perlidungan. Konsentrasi tinggi dari sunscreen tidak terkumpul sebagai lapisan tetapi membentuk globul mikroskopik yang memudahkan radiasi eritemal pada bagian kulit yang tidak terlindungi. Formulasi lotion alcohol dengan ester fosfat dari alcohol lemah memberikan keseimbangan hidrofilik lipofilik (HLB) yang diperlukan antara sekresi lemak kulit dan sekresi air kulit. Setelah penguapan pembawa lapisan akan terbentuk. Lebih lanjut, penggunaan lotio kini dapat mengakumulasi bahan pelindung. Ester fosfat adalah bahan pengemulsi yang baik tetapi bukan pembasah. Pentingnya pembawa dalam membentuk lapisan seragam pada kulit dikemukakan oleh Rothman. Dia pertama mendispersikan 15 % PABA dalam salep yang disebut aquaphor. Ini kemudian menghasilkan pasta homogen tetapi bahan ini sulit untuk kulit dan sediaan ini memudahkan eritema setelah radiasi.
Johnston (62) menunjukkan bahwa berenang singkat dapat menghilangkan 90– 99% bahan sunscreen pada kulit, tidak tergantung pada sifat pembawa. Sediaan uji yang digunakan adalah isopropyl miristat dalam lotio krim TEA stearat dengan dan tanpa silicon, dan dalam larutan alcohol.
Ippen dan Lisner (87) mengemukakan bahwa krim air dalam minyak memberikan lapisan kasar yang tidak mudah dilarutkan. Sunscreen larut air dihilangkan dari lapisan minyak air tetapi tidak dari lapisan air minyak. Penambahan minyak silicon tidak meningkatkan ketahanan sunscreen larut air terhadap pencucian dengan air. Minyak silicon meningkatkan retensi sunscreen larut minyak dalam basis minyak dalam air, tetapi minyak ini tidak diperlukan untuk ketahanan air dalam formulasi air dalam minyak. Aktivitas berenang menghilangkan sunscreen secara efektif bahkan lapisan yang kasar dan kedua tipe sunscreen.
Pembawa berminyak lebih efektif dalam menghasilkan lapisan seragam dan tahan lama dari sunscreen pada kulit. Dan sifat emoliennya melindungi kulit terhadap kekeringan akibat angin dan sinar matahari. Kemampuan mengontrol produk penting dalam memahami penerimaan konsumen. Pembawa tipis dan bergerak diantara jari-jari lebih disukai untuk membuat sediaan viskos yang tidak hanya dapat digunakan untuk ketahanan terhadap pencucian tetapi juga karena membentuk lapisan yang mudah larut.
Perhitungan SPF (Sun Protecting Factor)
Angka SPF diperoleh dari percobaan di dalam ruangan dengan pemajanan berkas sinar yang mirip dengan UVB Matahari pada manusia. Dalam percobaan, beberapa orang diberi tabir surya, yang lain tidak. Angka SPF diperoleh dengan membagi lamanya sinar yang menimbulkan kemerahan (gejala sun burn) pada kulit yang diolesi tabir surya dengan lamanya sinar menim-bulkan kemerahan pada kulit yang tak terlindung.
Cobalah berjemur di bawah sinar Matahari, dan hitung berapa menit kulit kita mulai jadi kemerahan. Dalam 30 menit, misalnya. Jadi, kalau pakai SPF 15, kita akan tahan di bawah sinar Matahari tanpa terbakar dalam waktu 15 x 30 = 450 menit.
Para ahli kulit lazimnya menyarankan agar tabir surya dipilih minimal SPF 15. Kurang dari itu, biasanya kulit cepat terbakar. Spesifikasi itu cukup untuk mereka yang lebih sering berada di dalam ruangan, termasuk yang berpenyejuk udara. Pekerja lapangan, atau mereka yang biasa melakukan olahraga luar ruang, seperti renang, sebaiknya menggunakan minimal SPF 30. (2)
DAFTAR PUSTAKA
1. Jelineck, Stephan,1987, “Formulation and Function of Cosmetics”, Willey – Interscience, London.
2. Tranggono, Retno Iswari dan Fatimah Latifah. 2007. “Buku Pegangan Ilmu Pengtahuan Kosmetik”. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
3. Balsam, M.S.,1989, “Cosmetics; Science and Technology”, John Willey Sons, London.
4. Michael, (1977), “ A Formulation of Cosmetic Preparation”, Chemical Publushing Co, New York
Penggunaan tabir surya sangat penting untuk kesehatan kulit Anda. Selain melindungi kulit dari paparan sinar matahari, tabir surya juga mampu meminimalkan munculnya keriput, bintik cokelat dan mengurangi risiko kanker kulit.
BalasHapus